Cerita Dewasa - Hampir 3 tahun menganggur karena PHK akhirnya aku
mendapatkan pekerjaan kembali. Aku diterima disebuah perusahaan swasta
dan ditempatkan di Yogya yang berjarak sekitar 250 km dari kota asalku.
Karena masih karyawan baru aku belum mendapatkan fasilitas
perumahan dari kantor. Aku harus mencari kost yg harganya miring yg
kusesuaikan dgn gajiku. Dan dengan terpaksa aku harus meninggalkan anak
istriku di rumah mertuakan. Aku akan pulang sebulan sekali setelah
menerima gaji setiap bulannya.
Setelah mencari-cari akhirnya aku mendapatkan kost di rumah
sebuah keluarga yg memiliki rumah khas Yogya yang cukup besar dengan 4
buah kamar dan hanya ditinggali sepasang suami istri. Mereka mempunyai
seorang anak yg sekarang kuliah di Jakarta. Mereka menyewakan kamarnya
dengan harga yang cukup murah. Mereka menerima aku untuk kost di
rumahnya hanya untuk sekedar menemani mereka dengan pertimbangan aku
sudah berkeluarga sehingga cuma aku yg kost disini.
Pak Heri nama pemilik kostku beliau merupakan seorang
pegawai negri sipil berusia 52 tahun. Sebenarnya kalo dilihat dari fisik
beliau lebih mirip serang anggota TNI karena bertubuh tinggi (182 cm)
kekar dan berkumis tebal. Diusianya sekarang badannya masih kekar.
Tampangnya terlihat sangar tapi orangnya ramah dan baik bahkan suka
bercanda.
Istrinya yang akrab di panggil bu Heri adalah seorang ibu
rumah tangga biasa yang sudah berusia 46 tahun. Orangnya lembut.
Wajahnya biasa-biasa saja tapi karena kulitnya yang kuning bersih jadi
beliau masih kelihatan menarik walau bentuk tubuhnya sudah tidak ramping
lagi tapi perutnya tidak terlihat buncit layaknya ibu2 seusia dia
mungkin karena tingginya yang 162 cm dan dia rajin minum jamu jawa.
Kelihatannya mereka adalah pasangan yang serasi dan merekapun sangat
baik terhadapku membuat aku betah kost di rumah mereka sehingga tidak
terasa sekarang sudah bulan ke enam aku kost disini.
Sabtu malam sekitar pukul 01.30 aku terbangun karena berasa
mau pipis dan akupun melangkah ke kamar mandi yang letaknya agak di
belakang. Hampir semua lampu dipadamkan kecuali di ruang makan itupun
hanya lampu yang 5 watt. Saat aku menoleh, mataku tertuju pada sinar
lampu yang agak terang, yang keluar dari celah pintu kamar bapak dan ibu
Heri yang sedikit terbuka. Timbul rasa penasaranku, aku iseng ingin
melihat apa yang terjadi di dalam kamar itu. Akupun menunda ke kamar
mandi dan pelan-pelan mendekati celah pintu yg sedikit terbuka itu. Di
dalam kamar aku melihat pak Heri dan istrinya sama-sama telanjang.
Rupanya mereka akan melakukan hubungan suami istri. Entah
aku ketinggalan episode awalnya atau tidak, aku ngga tahu, aku ngga
melihat mereka melakukan warming up. Yang aku lihat saat itu posisi bu
Heri sudah telentang memperlihatkan tubuhnya yang masih mulus walau
tidak langsing lagi dengan gundukan memek tertutup dengan bulu jembut
yang lebat sedangkan suaminya sudah berlutut diantara kedua pahanya
dengan memegangi kemaluannya yang berukuran sesuai tubuhnya yang tinggi
besar untuk diarahkan ke memek bu Heri.
Aku terkagum dengan ukuran kemaluan pak Heri, akupun
berdebar tak sabar menunggu permainan mereka yg aku yakin akan seru. Aku
membayangkan bu heri bakalan mendesah dan mengerang kenikmatan kayak di
film-film bokep. Saat senjata pak Heri beraksi, diam-diam bstsng
kontolku pun mulai berdiri. Pak Heri mulai menempelkan kemaluannya ke
memek istrinya.
“Pelan-pelan aja ya pak biar lama” terdengar suara bu Heri
lirih saat kemaluan pak Heri menempel di bibir memeknya dan di balas dgn
anggukan pak Heri. Kemudian pak Heri terus mendorong kemaluannya di
lubang memek istrinya…hingga akhirnya “Bleeesss….” diiringi dengan
desahan mereka berdua secara bersamaan.
Pak Heri menggenjot pelan memek istrinya diiring dgn desahan
dan erangan yg keluar dari mulut bu Heri. Belum sampai pada genjotan ke
15 secara pelan-pelan mengayunkan pantatnya dan tiba2 dia mempercepat
dan semakin cepat gerakannya dan diapun mengerang panjang,
“Aaarrrrhhhh….oooohhhh…..aku ga tahan buuuuuuu….” sambil
menekankan pantatnya rapat-rapat ke memek istrinya sebentar kemudian
tubuh pak Heri ambruk diatas tubuh istrinya.
Kulihat bu Heri agak kesal dan mencubit pantat pak Heri tp
dia ngga protes sama sekali. Mungkin sudah biasa seperti itu. Aku yg
melihat adegan itu ikut kecewa karena pertunjukannya hanya sebentar dan
akupun segera melangkah pelan menuju kamar mandi untuk kencing dan
kembali tidur.
Jam 8 pagi aku baru bangun karena hari Sabtu aku libur
kerja. Aku langsung ke wastafel untuk gosok gigi. Pagi itu pak Heri
sudah berangkat kerja, sedangkan bu Heri masih di kamar mandi sedang
mandi. Ketika aku selesai gosok gigi tiba-tiba dari kamar mandi
terdengar teriakan bu Heri,
“Aduuh…” Akupun segera mendekati pintu kamar mandi dan dari luar aku bertanya ke bu Heri
“Ada apa bu?”
“Oh ndak apa-apa de Ardi, cuma daster sama pakaian dalam ibu
terjatuh di lantai kamar mandi” jawab bu Heri dari dalam kamar mandi. “Oh kukira ada apa bu” balasku. Akupun segera menjauh dari pintu untuk melanjutkan nyeduh kopi. CeritaBasah
Sesaat kemudian bu Heri keluar dari kamar mandi hanya dengan
melilitkan handuk yang agak kekecilan ditubuhnya dan tangannya
memegangi ikatannya takut lepas. Biasanya dia tidak pernah melakukan
ini, keluar kamar mandi selalu sudah memakai daster, makanya dia
setengah berlari apalagi saat melihat aku sedang nyeduh kopi di dapur
dia semakin gugup dan sambil menunduk dia tersipu
“Ma..maaf ya de Ardi” ucapnya.
Saking gugupnya dia tidak melihat ada bangku kecil di
depanya dan ….brukk!!…aduh!!….Membuat bu Heri sempoyongan hampir
terjatuh dan otomatis dia melepaskan tangannya dari handuknya untuk
menggapai pegangan agar tidak jatuh, tentu saja handuknya terlepas dari
tubuhnya. Secara refleks aku yang ada di depan bu Heri menangkap tubuh
telanjangnya dan memeluk tubuh sintal milik bu Heri. Kami berdua saling
menatap. Sesaat aku dapat melihat dengan jelas wajah cemas bu Heri yg
sudah mulai ada kerutan di sekitar matanya tapi masih menarik. Bu Heri
segera sadar kalau dia telanjang dan hendak melepaskan diri, tapi aku
malah mengetatkan pelukanku dan aku memberanikan diri mengecup bibirnya.
“De Ardi…apa yg kamu lakukan..jangan kurang ajar kamu de…”
ucapnya marah dan mencoba memberontak hendak melepaskan pelukanku tapi
aku semakin ketat memeluknya.
“Maaf bu, aku tadi malam melihat yg terjadi antara ibu dan bapak” kataku.
“Maksudmu?” tanyanya. Bu Heri menhentikan berontaknya dan memandangku penuh selidik.
“Kulihat bu heri semalam kecewa sama bapak karena bapak klimaks
duluan tapi karena alasan apa ibu ngga berani protes ke bapak dan ibu
hanya memendam kecewa. Apa setiap kali berhubungan badan selalu begitu
bu?” tanyaku pelan.
Entah karena apa tiba2 dia menangis dan malah memelukku
balik. Aku membiarkan dia menangis di bahuku. Setelah bisa menguasai
diri dia melepaskan pelukannya dan akupun tidak menahannya lagi sehingga
dia dapat memungut handuknya yang terlepas dan menutupkannya kembali ke
tubuhnya, lalu dia mulai bercerita,
“Aku memang tidak pernah mendapakan kenikmatan dan kepuasan
sex. Hanya bapak yang selalu merasa puas karena dia selalu selesai
duluan, dia sangat egois, bagaimana kalau istri de Ardi apakah mengalami
hal seperti aku?”
Aku diam tak menjawab pertanyaan bu Heri tapi kembali
menarik tubuh bu Heri dan kuciumi bibirnya. Kali ini dia ngga melawan
tapi juga tidak membalas ciumanku tapi saat aku mulai mencium dan
menjilat bagian bawah telinganya dia agak mendesis dan saat aku kembali
mencium bibirnya dia mulai membalasnya tapi agak kaku.
Sambil berciuman pelan-pelan aku bimbing dia ke kamarku dan
dia tersadar saat aku rebahkan tubuh sintalnya ke kasurku kemudian dia
melepaskan ciumanku.
“De Ardi mau ngapain?” tanyanya.
Dengan tidak melepaskan pelukanku aku berbisik didekat telinga bu Broto
“Aku akan memberikan kenikmatan dan kepuasan sex untuk ibu”
“Tapi ibu sudah tua de…” protesnya.
“Tapi ibu belum terlambat untuk menikmatinya” kataku sambil
tanganku membuka ikatan handuknya sehingga nampaklah tubuh telanjang bu
Heri.
Tanpa berlama-lama aku segera membuka pakaianku. toketnya
walau agak kendor masih menarik bahkan terasa lembut saat aku merabanya
dan pelan-pelan lidahku mulai menjilati puting susunya, mata bu Heri
terpejam menikmatinya dan kedua tangannya ditelentangkan memperlihatkan
ketiaknya yang mulus. Bergantian aku menjilati putingnya sambil tanganku
mengelus-ngelus gundukan jembutnya.
Kedua paha panjang mulai dibuka dan jarikupun mulai merayap
ke dalam memeknya yang mulai becek. Kedua pahanya semakin lebar dibuka
sambil mulutnya mendesis mengikuti gerakan jariku. Ciumanku mulai
merayap turun ke perutnya, dia menahan geli bercampur nikmat saat
lidahku kumainkan di pusarnya. Kedua tangannya memegangi kepalaku.
Lidahku terus merayap ke gundukan jembutnya, tiba2 dia bangun dan
menahan kepalaku,
“Mau kamu apain de?” tanyany lagi. Aku kembali hanya tersenyum sambil mencium pipinya dan berbisik
“Aku akan buat ibu melayang serasa di surga menuh kenikmatan”
jawabku. Dengan lembut aku baringkan kembali bu Heri dan kembali aku
mainkan lidahku digundukan jembutnya tapi aku tidak langsung menjilati
klitorisnya aku hanya menjilati selangkangannya.
Kuraskan memeknya semakin becek lalu aku mulai menjilati klitorisnya
“Sssstthhh…aaahhh…” desah bu Heri sambil kedua tangannya
memegangi kepalaku pantatnya terus goyang mengikuti gerakan lidahku di
klitnya, pantatnya diangkat tinggi-tingi dan kedua tangannya kuat-kuat
memegangi kepalaku bahkan kadang menjambak rambutku apalagi saat lidahku
dengan cepat berputar di klitorisnya dan dia menekan kuat-kuat kepalaku
ke memeknya, aku tahu dia mau orgasme, makanya aku terus putar dengan
cepat lidahku di klitorisnya, tak berapa lama tiba-tiba tubuhnya
bergetar dan mengejang sesaat kemudian aku rasakan ada cairan hangat
membasahi daguku, perlahan aku angkat kepalaku dan aku lihat nafas bu
Heri terengah-engah dadanya naik turun dengan cepat tapi mulutnya
tersenyum padaku.
“Aaahh…baru kali ini aku meraskan betapa nikmatnya orgasme…makasih ya de” katanya sambil memelukku.
“Sekarang gantia kamu ya de” ucapnya.
“Ibu sebelumnya pernah ngisep burung bapak belum?” tanyaku.
“Pernah sih sekali tapi keluarnya cepet” jawab bu Heri.
“Ya udah kalo gitu sekarang isep punyaku ya bu, tapi jangan
dihina ya punyaku ngga sebesar punya bapak” candaku. Bu Heri hanya
tertawa kecil sambil mendorong tubuhku dan diapun mulai menjilat dan
menyedot2 burungku, masih kaku caranya tapi lama-lama dia mulai luwes
mainkan lidahnya.
Akupun ngga mau diam, kutarik pahanya agar memeknya berada
di atas mulut dan aku bisa menjilati memeknya yang sudah becek jadi
semakin becek bahkan sampai mengalir ke hidungku akupun semakin bernafsu
menjilati memeknya dan demikian juga bu Heri. Ketika dia semakin
kencang mengoyangkan pantatnya di mulutku dan akupun semakin bernafsu.
Aku minta ke dia agar segera memasukan burungku ke memeknya dengan
posisi dia di atas dan karena kami sudah sangat bernafsu hanya 5 menit
kemudian kami bersamaan meraih orgasme. Bu Heri orgasme yg kedua ini
sangat hebat dengan posisi dia diatas sampai dia berteriak kuat-kuat.
Berhubungan sex antara aku dan bu Heri menjadi rutin setiap Sabtu pagi, yakni disaat aku libur dan pak Heri pergi bekerja. CeritaMesum
Bingung cari agen poker online terpercaya yuk, gabung disini saja bersama kami silahkan di klik DAFTAR SEKARANG dan mulai bermain
Tidak ada komentar:
Posting Komentar